Walkot Kupang Menanti Diagnosa Medis Terkait 11 Siswa SD Keracunan MBG

Situasi yang terjadi di Kota Kupang baru-baru ini menjadi perhatian publik, khususnya mengenai kesehatan anak-anak. Sebanyak sebelas siswa dari SD Inpres Liliba mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis yang disediakan oleh pihak sekolah.

Pemerintah Kota Kupang, yang dipimpin oleh Wali Kota Christian Widodo, masih menunggu hasil diagnostik dari dokter untuk memastikan penyebab pasti dari gejala yang dialami para siswa tersebut.

Dari informasi yang didapat, para siswa mengeluhkan gejala seperti pusing, sakit perut, dan muntah setelah mengkonsumsi makanan tersebut, yang membuat situasi semakin mendesak untuk segera diatasi.

Wali Kota Kupang Minta Penanganan Medis Segera Dilakukan

Wali Kota Kupang menyatakan pentingnya penanganan medis yang tepat bagi sebelas siswa tersebut. Penanganan saat ini dilakukan di Rumah Sakit Leona, yang memiliki fasilitas untuk menangani kasus-kasus keracunan.

Dia juga menggarisbawahi bahwa pengawasan dan penanganan medis harus menjadi prioritas agar kondisi para siswa tidak semakin memburuk.

Walau saat ini para siswa dalam keadaan stabil, Wali Kota meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap situasi ini dan tidak terburu-buru dalam menarik kesimpulan.

Distribusi Makanan Bergizi Gratis dan Tanggapan Pihak Sekolah

Menurut Kepala SD Inpres Liliba, John Tukan, makanan bergizi gratis tersebut dibagikan kepada siswa pada pukul 12.15 Wita. Namun, tak lama setelah makanan dikonsumsi, para siswa mulai menunjukkan gejala tidak sehat.

Kondisi ini membuat pihak sekolah segera bertindak dengan membawa siswa-siswa tersebut ke rumah sakit. Tindakan cepat ini dianggap sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Tukan juga menambahkan bahwa ini adalah kali pertama kejadian keracunan terjadi di sekolah sejak program MBG dimulai pada Februari lalu, menandakan bahwa perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap program ini.

Kasus Keracunan Sebelumnya yang Mengguncang Kota Kupang

Kejadian ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Kota Kupang. Sebelumnya, pada 22 Juli, terjadi kasus serupa di SMPN 8 Kota Kupang yang melibatkan 200 siswa. Selain itu, insiden keracunan lainnya juga dilaporkan di Sumba Barat Daya.

Kasus-kasus seperti ini menunjukkan adanya masalah yang perlu dicari solusi agar tidak terulang di masa mendatang. Makanan yang disuplai melalui program MBG harus memenuhi standar keamanan dan kesehatan.

Pemerintah seharusnya mengambil langkah cepat untuk mencegah kejadian serupa. Setiap insiden keracunan dapat memengaruhi kesehatan publik dan kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah.

Related posts